Informasi modal awal untuk mendirikan usaha online atau startup. Pelajari hal-hal tersebut di tahun 2021 ini!

Meskipun startup sering diasumsikan sebagai perusahaan besar, pada nyatanya kebanyakan startup memiliki awal yang sangat kecil dan simpel. Bisa dibilang, startup adalah perusahaan yang dibangun hanya dengan ‘modal dengkul.’ Suatu hari, seorang mahasiswa di Universitas Harvard memiliki ide untuk membuat katalog para mahasiswa yang ada di kampus tersebut; dia kemudian mengundan beberapa temannya untuk membahas ide tersebut, kemudian mereka mulai bekerja membangun situs web yang sangat simpel. Bisa dibilang, startup dan ide tersebut dimulai dari asrama si mahasiswa tersebut. Dia tidak lain adalah Mark Zuckerberg dan startup yang dia mulai di asrama tersebut sudah menjelma sebagai sebuah perusahaan yang bernilai miliaran Dollar bernama Facebook.

Selain modal ide dan tekad usaha, mendirikan startup paling tidak juga membutuhkan beberapa modal lain yang nantinya akan menunjang perkembangan startup tersebut. Modal-modal tersebut adalah:

a. Ide. Meskipun terlihat mudah, ide merupakan langkah awal untuk mendirikan startup. Sama seperti Mark Zuckerberg dan idenya untuk membuat katalog mahasiswa di Harvard, seorang Elon Musk memiliki ide untuk membuat struktur pembayaran online yang bisa dengan mudah menjawab masalah banyak orang terkait transfer dan pengiriman uang antar bank. Berangkat dari ide tersebut, lahirlah PayPal dan Elon Musk kemudian menjadi founder dan CEO beberapa startup lain yang sangat bernilai seperti SpeceX, Tesla, dan beberapa perusahaan besar lainnya. Bisa dibilang, Elon Musk sekarang bisa membangun perusahaan-perusahaan tersebut karena PayPal.

b. Menentukan struktur tubuh startup. Setelah merumuskan ide untuk startup, langkah berikutnya adalah untuk menentukan bagaimana startup tersebut akan berbentuk. Hal ini berkaitan erat dengan masa depan startup karena struktur inilah yang memungkinkan kamu untuk bisa berkembang. Sebagai perintis startup atau founder, kamu tentunya tidak akan bekerja sendirian untuk membangun startup mu, melainkan bersama beberapa orang yang nantinya kamu ajak untuk sama-sama membangun startup tersebut. Nah, struktur dalam startup inilah yang bisa membagi tugas masing-masing anggota; sebagai founder, tentunya kamu bisa jadi memiliki peran paling penting karena kamu adalah ‘komandan’ dari startup tersebut.

Setelah memilih struktur startup, maka langkah berikutnya adalah menentukan badan hukum apa yang kira-kira cocok untuk startup mu. Sayangnya untuk mendaftarkan startup ini menjadi badan hukum, persyaratan dan biaya yang diperlukan cukup menguras kantong. Sebagai prakiraan, modal awal untuk mendaftarkan startup mu menjadi sebuah badan perseroan terbatas (PT), kamu paling tidak diminta untuk membuktikan bahwa kamu memiliki modal minimal 50 Juta rupiah, dan 25% dari modal awal tersebut wajib disetorkan (berdasarkan pasal 32 dan 33 UU No. 40 tahun 2007).

Untuk mensiasati hal ini sehingga startup yang sudah kamu bangun bisa segera beroperasi, badan hukum LLC bisa menjadi alternatif. Apabila kamu memutuskan bahwa startup yang kamu kelola akan berkecimpung di dunia startup online, maka LLC adalah pilihan yang tepat karena struktur hukum LLC memungkinkan kamu untuk bisa segera membangun startup online mu.

c. Membangun produk awal. Setelah mendapatkan badan hukum usaha untuk startup mu, langkah yang kemudian ditempuh adalah untuk mulai bekerja yaitu membangun prototipe awal jasa atau produk yang akan startup kamu jual. Biaya untuk membangun prototipe awal ini bisa sangat beragam, tentunya tergantung oleh produk atau jasa apa yang kamu akan tawarkan melalui startup mu nantinya.

Membangun prototipe awal dari produk atau jasa startup mu ini memberikan kemudahan untuk bisa menentukan target pasar yang akan dituju. Dengan adanya target pasar yang jelas, maka startup mu bisa mulai membangun branding image sehingga masyarakat bisa mudah mengetahui produk atau jasa apa yang startup kamu tawarkan.