5 Cara Mendirikan Startup di Indonesia

1   Menyiapkan Dokumen Legal Izin Berusaha

Pentingnya sebuah badan usaha seperti startup untuk mempunyai legalitas, supaya startup tersebut mudah untuk mengakses segala macam layanan penunjang operasional usaha. Selain itu juga menjaga startup dari segala kerugian/tindakan-tindakan yang melawan hukum. Di Indonesi sendiri dokumen legal yang dikeluarkan pemerintah untuk sebuah badan usaha salah satunya adalah surat NIB (Nomor Izin Berusaha). NIB dapat digunakan sebagai dokumen legal untuk penunjang operasional bisnis yang kamu dirikan. Misalnya, untuk mendafatarkan perusahaanmu ke bank dengan mengatas namakan perusahaan, salah satu syaratnya adalah Surat Ijin Usaha Perdagangan/SIUP atau NIB. Nah penting banget kan? Nggak mungkin dong kalo model bisnis stratup berbasis digital akses keuangannya manual, pasti butuh jasa perbankan atau jasa-jasa lain yang pendaftarannya menggunakan dokumen legal atas nama perusahaan. So, please jangan disepelekan ya.

Tetapi, sayangnya, para perintis startup di Indonesia sudah keburu ribet dengan segala macam keharusan administrasi untuk mendirikan startup mereka; jadinya niat dan usaha yang tadinya sudah berapi-api malah justru padam karena kendala sulitnya mendirikan startup.

Baca lebih lanjut: Kelebihan badan hukum LLC dibanding PT untuk bisnis online atau startup mu. Tips mendirikan perusahaan online 2021.

2   Membuat Ide Startup

Seperti halnya peribahasa/pepatah yang menyebutkan “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”, di dunia bisnis peribahasa ini juga wajib banget diterapkan. Kalau kamu berniat mendirikan startup di Indonesia, maka startup kamu juga harus menyesuaikan dengan adat, budaya, kebiasaan, aturan kebijkan, hingga kebutuhan masyarakat Indonesia. Dari hal-hal kompleks tersebut pasti akan menghasilkan sebuah ide startup yang sesui dengan tempat yang menjadi lokasi berdirinya startup.

Untuk mendapatkan ide yang brilian, tentu tidak hanya mencoba menjaring sekali dua kali, tapi harus melakukannya beberapa kali observasi. Kalau ragu melakukannya sendiri, kamu bisa berdiskusi dengan tim, atau bisa juga konsultasi dengan founder startup lain yang sudah lebih dahulu berkembang. Ingat, semua ide itu baik, tapi kamu harus bisa memilih dan memastikan mana yang paling baik atau yang terbaik.

3   Membuat Desain Produk

Desainlah produkmu semenarik dan se-berkualitas mungkin. Meskipun ada yang bilang cover itu nggak penting, yang penting isinya, tapi apapun itu kalau dari tampilannya saja bisa menarik hati custumer pasti produkmu tetap akan dibeli dong? Karena mereka semakin penasaran dengan isi yang ada di dalamnya. Tapi perlu juga diingat, bahwa desain produk juga harus banget menyesuaikan adat budaya Indonesia. Nggak pengen dong produk startupmu dinilai menyalahi etika karena salah konsep desain produk ala budaya barat misalnya? Masyarakat bisa salah paham dan bisa-bisa startup kamu yang celaka. Misalnya, di Indonesia sangat menjunjung tinggi keberagamaan, maka jangan sekali-kali kamu bikin desain produk yang menyinggung tentang keberagamaan dengan niat memojokkan salah satu agama. Kalo nekat, bisa-bisa produkmu diboikot.

4   Menaksir Harga Produk

Harga pada sebuah produk merupakan salah satu faktor penentu dari custumer, kalau produk itu akan dibeli atau tidak. Ada segmen pasar yang memilih harga produk murah dengan kualitas biasa dan jumlah yang banyak. Ada juga segmen pasar yang percaya ada harga ada kualitas meskipun jumlahnya sedikit. Jadi, untuk bisa menaksir harga produk yang akan kamu tawarkan, kamu harus tau siapa segmen pasarmu. Ya istilahnya biar nggak salah kamar. Kalo sampe salah taksiran harga, startupmu bisa rugi bandar.

5   Mengenalkan Produk

Cara yang nggak kalah penting buat ngembangin stratup yang kamu dirikan adalah mengenalkan produkmu. Biar semakin banyak orang yang tau tentang produkmu, tentu butuh cara istimewa juga dong buat ngenalinnya? Nah, saat ini aplikasi-aplikasi media sosial jadi trend masyarakat untuk jual beli selain e-commerce. Kamu bisa maksimalin sosial media untuk memasarkan produkmu, misalnya buat konten-konten marketing kekinian. Kamu juga bisa belajar marketing melalui kelas khusus marketing atau selalu update/stalking sosial media yang berhubungan dengan perjual-belian ya.